Tanda koma

,
Tanda koma
U+002C , comma
Lihat juga
Tanda titik koma
Tanda baca
Tanda baca
elipsis  ...  . . .      
garis miring, solidus /    
guilemet ‹ ›  « »
hubung
hubung tebal -
koma ,  ،  
kurung [ ]  ( )  { }  ⟨ ⟩
penyingkat  '
petik ‘ ’  “ ”  ' '  " "
pisah ‒  –  —  ―
seru !
tanya ?
titik .
titik dua :
titik koma ;
Pemisah kata
titik tengah ·
spasi     
Tipografi bacaan
ampersan &
asteris *
at @
bagian §
dagger † ‡ ⹋
ditto ” 〃
garis bawah _
garis miring terbalik \
garis vertikal, pipa |    ¦
gelombang, tilde ~
hubung ganda = ⸗
karet ^
pilkrow
prima    
referensi
seru terbalik ¡
tanya terbalik ¿
titik bulat
Tipografi angka
angka, pagar, tagar #
derajat °
nomor
ordinal º ª
persen %
permil
permiriad
tambah, plus +
kurang, minus
kurang-lebih, plus-minus ± ∓
kali ×
obelus ÷
Kekayaan intelektual
hak cipta ©
copyleft 🄯
hak cipta rekaman suara
merek dagang terdaftar ®
merek jasa
merek dagang
Tipografi tidak umum
asterisme
fleuron, hedera
indeks, fist
interobang
ironi
lozenge, belah-ketupat
tie
Aksara lainnya
  • Tionghoa
  • Ibrani
  • Jepang
  • Korea
Terkait
  • Diakritik
  • Simbol logika
  • Karakter spasi putih
  • ¤ Tanda mata uang
  • Category Kategori
  • Wikipedia book Buku
  • l
  • b
  • s

Tanda koma adalah tanda baca yang memiliki bentuk mirip apostrof atau tanda petik tunggal tapi diletakkan di garis dasar teks. Beberapa jenis huruf menggambarkannya sebagai suatu garis kecil yang agak melengkung atau kadang lurus, atau seperti angka sembilan yang diisi bagian lubangnya.

Tanda koma digunakan dalam banyak konteks dan bahasa, umumnya sebagai pemisah. Menurut Oxford English Dictionary, kata ini berasal dari kata Komma (κόμμα) yang berarti sesuatu yang dipotong atau klausa pendek.

Bahasa Indonesia

Menurut Pedoman EYD,[1] koma dipakai:

  1. Di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Contoh:
    Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
  2. Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Contoh:
    Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
  3. Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Contoh:
    Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
  4. Di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Contoh:
    ... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
  5. Untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, dan kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat. Contoh:
    O, begitu?
  6. Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh:
    Kata Ibu, "Saya gembira sekali."
  7. Di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contoh:
    Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
  8. Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Contoh:
    Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949 Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
  9. Di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. Contoh:
    W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
  10. Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Contoh:
    B. Ratulangi, S.E.
  11. Di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh:
    12,5 m
  12. Untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh:
    Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
  13. Di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca. Contoh:
    Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.

Koma tidak dipakai:

  1. Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya (terkait aturan nomor 3 di atas). Contoh:
    Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
  2. Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh:
    "Di mana Saudara tinggal?" tanya Karim.

Catatan kaki

  1. ^ Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Diakses tanggal 2024-03-09.